Dec 21,2008, Tadi malam aku mengunjungi "BoBo Fair" di Gramedia Expo - Surabaya bersama Erina, Rizal, dan istriku,Tettrine. Tiba pukul 20.00, disana sudah berkumpul para orang tua dengan anak-2 nya yang rata-2 Balita. Dengan cerianya mereka ikuti lomba-2 dan permainan-2 yang diadakan oleh para sponsor. disana banyak dijual aneka jenis susu, vitamin, mainan, dan buku-2 bacaan anak-2. Beberapa permainan telah dicoba sama Erin, beberapa sponsor juga menghadiahi photo cetak kilat untuknya. Wow,, bahagia sekali Erin malam itu, sampai-2 celoteh atas apa telah dikerjakan dalam tiap permainan itu diceritakan tuntas saat perjalanan pulang. Rizal, menghabiskan waktunya untuk nongkrong di Kios Buku "Erlangga", wah lumayan juga, 5 judul buku dibelinya, ditambah buku-2 hadiah/bonus dari sponsor.
Ya,,, anak-2ku sangat gembira, bahagia dan aku juga turut bahagia.
Disaat mereka asyik mengikuti permainan dengan didampingi mama nya, maka aku langkahkan kakiku untuk melihat mereka dari jauh. Sejenak aku berpikir, inikah kebahagian "Orang tua" ? akan merasa bahagia bila anak-2nya sudah merasa bahagia ?
Bapak & Ibuku yang sudah dialam sana, bisakah beliau melihat dan merasakan kebahagiaan anaknya dimalam itu? Seandainya bisa, maka beliau juga bahagia, karena aku juga merasakan kebahagiaan atas bahagianya anak-2 ku.
Ya,,Allah, hanya kepadaMu aku bersandar, hanya Ridho & Kasih SayangMu aku harapkan
Monday, December 22, 2008
Terima kasih Ibu, dan maafkan aku.
Dec 22, 2008. Ibu,,hari ini aku tuliskan seutas kerinduanku padamu. Walau kau telah lama pergi untuk selamanya, namun aku masih ingat wajah kasih, wajah sayang mu padaku. Maafkan aku juga ibu, saat kau kembali ke Sang Khalik, aku tidak mendampingimu karena aku pergi keluar kota. Atau Ibu tentu sudah tahu bahwa bila hal itu, mungkin itu akan membuat aku semakin terguncang, Allah Maha Berencana. Kini hanya tangis, rindu dan penyesalan yang ada dihatiku.
Tiada banding atas apa yang telah engkau berikan padaku bahkan tiada padanan kata untuk ungkapkan betapa besar atas apa yang telah kau berikan padaku.
Satu kalimat darimu yang tidak pernah kulupa sampai akhir hayatku : “Setiap selesai Sholat, aku khususkan do’a untukmu nak agar kamu bahagia”.
Ini kalimat yang diucapkan ketika aku dalam kegundahan dalam menghadapi hidup saat itu. Dan kalimat inilah kekuatanku untuk menghadapi hidup ini. Terima kasih ibu, keikhlasan kasih sayang mu sebagai bekal ku, Maafkan aku belum bisa memberikan yang terbaik untuk mu.
Semoga ibu mendapatkan buah kasih sayang yang pernah ibu tanam dialam sana.
Ya Allah, sayangilah ibuku seperti halnya beliau menyayangi aku dimasa hidupnya. Amin ya robbal alamin.
Dari anakmu yang merindukan kasih sayangmu.
usikpitono
Tiada banding atas apa yang telah engkau berikan padaku bahkan tiada padanan kata untuk ungkapkan betapa besar atas apa yang telah kau berikan padaku.
Satu kalimat darimu yang tidak pernah kulupa sampai akhir hayatku : “Setiap selesai Sholat, aku khususkan do’a untukmu nak agar kamu bahagia”.
Ini kalimat yang diucapkan ketika aku dalam kegundahan dalam menghadapi hidup saat itu. Dan kalimat inilah kekuatanku untuk menghadapi hidup ini. Terima kasih ibu, keikhlasan kasih sayang mu sebagai bekal ku, Maafkan aku belum bisa memberikan yang terbaik untuk mu.
Semoga ibu mendapatkan buah kasih sayang yang pernah ibu tanam dialam sana.
Ya Allah, sayangilah ibuku seperti halnya beliau menyayangi aku dimasa hidupnya. Amin ya robbal alamin.
Dari anakmu yang merindukan kasih sayangmu.
usikpitono
Friday, December 19, 2008
Semoga sukses, dimanapun kamu berada,,,,
Dec 19,2008. Dipenghujung tahun ini (2008), aku harus ucapkan salam perpisahan untuk beberapa teman kantor. Mereka adalah paket PHK ditahun ini. Wajah lesuh, sedih, kecewa bercampur aduk. Namun ada satu teman yang tetap senang karena memang dia sebenarnya sudah ada rencana untuk keluar. "Semoga sukses, dimanapun kamu berada" adalah kalimat yang meluncur dariku untuk mereka sebagai bekal kekuatan menghadapi kerasnya dunia.
Kawan,, inilah cerita yang harus anda lewati, tapi jangan lupa bahwa cerita anda belum selesai. Lanjutkan cerita anda dengan ending yang cantik dan membahagiakan. semoga,,,,, Amin.
Kawan,, inilah cerita yang harus anda lewati, tapi jangan lupa bahwa cerita anda belum selesai. Lanjutkan cerita anda dengan ending yang cantik dan membahagiakan. semoga,,,,, Amin.
Wednesday, December 10, 2008
Renungan Malam Rabu
Astaghfirullah haladzim, bersama teman senasib diponpes itu ada 37 balita, dia berbagi canda tawa yang mungkin bisa melupakan kepedihan hidup yang dialaminya.
Jangan pernah menyesal, sedih dan marah ya,,, sayang. Kuatkan hatimu karena dengan kuatnya hatimu maka apapun beratnya hidup ini adalah bagai nyanyian dikala sunyi.
Semoga Allah SWT selalu menyayangimu,,, Amin
Friday, November 28, 2008
Gelombang Dampak Krisis Global
27/Nov telah diadakan meeting beberapa manager. Meeting dimaksudkan untuk mencari jalan keluar dalam rangka menghadapi gelombang dampak krisis global di perusahaan dimana aku bekerja. Diputuskan mulai 01/Des-2008, para operator sudah mulai dirumahkan, namun tetap dalam kondisi stand by /on call. Sesaat setelah meeting, dengan segera semua anak buahku aku kumpulkan diruanganku, aku beri penjelasan hasil meeting.
Rasa gundah, cemas, was-was, khawatir entah apalagi itu padanannya, berkecamuk dipikiran mereka, termasuk aku juga. "Bisa kah kita mendapatkan pekerjaan yang sepadan dengan yang kita dapat selama ini ? berapa lama kita harus bergelut dengan penantian nanti? Bagaimana kebutuhan rumah tangga kita, anak-2 kita nanti?"
Rasa gundah, cemas, was-was, khawatir entah apalagi itu padanannya, berkecamuk dipikiran mereka, termasuk aku juga. "Bisa kah kita mendapatkan pekerjaan yang sepadan dengan yang kita dapat selama ini ? berapa lama kita harus bergelut dengan penantian nanti? Bagaimana kebutuhan rumah tangga kita, anak-2 kita nanti?"
Itulah kegundahan yang berkecamuk dipikiran kita saat ini. Aku berikan motivasi sambil aku selipi joke-joke. Mungkin salah satu joke yang aku lontarkan, "Biar kita nanti punya cerita untuk anak cucu kita, bahwa kita pernah sama-2 dirumahkan, trus hidup dalam kegundahan,, Bukankah hidup ini cuma "CERITA"?, Trus Titok (Exim Staff) menimpali "Hidup ini cerita ya pak" ? aku jawab : Ya,, i ya lah, coba bagaimana hidup kamu masa lalu, yang pernah nakal, pernah sangat senang, pernah sangat sedih, bukankah sekarang tinggal cerita ?
Ya,,,kawan, mari kita ukir cerita kita agar menjadi dongeng yang indah untuk anak cucu kita.
Monday, November 24, 2008
REUNI SMA (setelah hampir 1/4 abad)
Surabaya, 24 Nov-2008, 23 tahun berpisah, bukan waktu yang pendek untuk bisa ingat satu persatu teman sekolah yang lama tidak bertemu dan lama berpisah. Hari itu Minggu, 23 Nov 2008 kita berkumpul dengan niat yang menggebu, ingin bertemu teman-2 lama. Dalam sebuah acara yang dikemas dalam kesederhanaan dengan tema “Temu Kangen Alumni Angkatan-I SMAN-13 Surabaya” aku datangi disiang itu.
Aku bersama istriku datang setelah setengah jam acara dimulai, memasuki ruang pertemuan yang cukup ramai oleh teman-2 yang sudah datang duluan. Dengan memercingkan mata, sambil memeras ingatan, memandang wajah demi wajah, dan alhamdulillah didada mereka sudah tertempel nama, cukup membantu daya ingat yang sudah mulai tumpul ini.
Lega rasanya, setengah jam mata berkeliaran dan ingatan bekerja bagai roda pedati akhirnya aku sudah bisa mengingat semua teman-teman yang hadir.
Disana pertemuan didominasi pembicaraan mengenang masa 23 tahun yang lalu, saat kita bersama-sama menjadi siswa di SMAN-13 Surabaya, mulai dari cerita lucu, konyol, kocak bahkan cerita-2 yang mengharukan yang pernah kita alami bersama. Mengenang kenakalan terhadap guru, kenakalan terhadap sesama teman. Uch,,,, dalam suasana itu seakan kita kembali berseragam putih dan abu-2 dan berkumpul dikantin saat istirahat.
Acara dihadiri beberapa guru dan kepala sekolah, dengan diawali sambutan-sambutan yang nyaris kurang jelas terdengar karena berbaur suara-2 berisik teman-2 yang asyik berkangenan. Siapa,,itu, oh,, si A,,, wohw masih tampak muda ya,,,,,,dimana dia sekarang?, punya anak berapa?,,, si A dulukan pernah ngempesi roda motor pak “S” kan ?... Itulah sebagian kalimat-2 yang bermunculan disela-sela sambutan.
Hal yang sangat-sangat perlu diacungi jempol dalam acara ini, bahwa dalam pertemuan itu kita sepakat untuk kembali menghidupkan kebersamaan versi kedua. Memang kita telah lulus SMA tahun 1984/1985, tentunya kebersamaan versi kedua ini sangat berbeda dengan kebersamaan masa itu. Kita tidak lagi harus berbagi kue atau jajan seperti dulu atau pergi belajar ataupun pergi pertandingan olahraga lawan SMA lain bahkan main bareng seperti saat itu. Namun saat ini kita akan melakukan sesuatu yang mungkin lebih dari itu, dan tentunya ini butuh menyisihkan sedikit waktu ditengah keluarga demi kebersamaan ini, kita dituntut peduli terhadap sesama teman, peduli akan kelangsungan belajar mengajar di sekolah kita. Dan alhamdulilah, ternyata kita masih dibukakan hati kita oleh NYA untuk tetap menjaga “Silahturakhim”.
Hal-hal tehnis organisasi, kepengurusan, komunikasi dan lain-lain sudah disepakati dan tentunya akan ditindak lanjuti oleh teman-2 yang sudah ditunjuk dalam kepengurusan.
Kepedulian ini, aku katakan adalah bagian dari “Keberhasilan kita dalam hidup ini”, namun menyimak salah satu kalimat dalam sambutannya, Bapak Syaiful, mantan guru PSPB yang dulu terkenal “Nyeleneh” mengatakan bahwa : “Alhamdulillah 90% dari angkatan-I SMAN-13 Surabaya ini adalah orang berhasil. Astakhfirullah hal adzim, dalam hatiku bertanya kenapa harus cuma 90%, apakah itu yang dimaksud keberhasilan material ?
Kalaupun betul, sungguh tidak pernah terbayangkan bahwa bapak yang dulu dipercaya untuk menyampaikan ilmu kepada kita, ternyata masih diliputi pandangan yang kerdil dalam kehidupan ini. Ingin rasanya aku menjelaskan apa keberhasilan dalam hidup, saat itu.
Namun tak apalah mungkin bukan itu maksudnya atau memang kurang sempurna merangkai kata-kata sambutan saja.
Aku belum pernah mencuplik makna “berhasil dalam kehidupan ini” dari tokoh-tokoh religi, filosof ataupun tokoh sosial manapun, namun insyaallah ini muncul dari pikiranku yang malam ini aku bisa tuangkan dalam tulisan ini, dan insyaallah inipun aku juga tidak perlu merasa aku pertahankan bila ada suatu perbedaan dari apa yang ada dipikiran pembaca.
Keberhasilan dalam hidup, adalah aku ibaratkan suatu pohon atau tanaman. Apapun rasa buahnya, apapun bentuk bunganya, pohon atau tanaman yang mempunyai akar. Mereka menyerap sari makanan dari tanah, adalah bagai insan manusia menyerap ilmu walau memang kadang harus menyerap ditanah tandus dan berbatu namun dia wajib menyalurkan kepada batang, ranting dan daun. Dalam hal ini bagai insan manusia yang bisa menggunakan bekal ilmu yang sudah diserap. Selanjutnya tumbuhlah bunga ataupun buah. Bunga dan Buah dari suatu tanaman itulah “Keberhasilan”, namun perlu dingat tidak semua buah atau bunga dipandang nikmat oleh manusia karena rasa dan keindahannya. Namun sekali lagi itu adalah tetap “Buah dan Bunga” dari suatu proses hidup.
Jadi “Keberhasilan” menurut saya adalah bagai “Buah atau Bunga” apapun itu, yang relative hukumnya untuk dinikmati rasa dan keindahannya. Tidak bisa diukur bahwa buah selalu manis, bunga selalu yang berwarna merah atau jingga saja.
Buah atau bunga keberhasilan adalah mereka yang bisa memberikan rasa kenikmatan, keindahan dan kegunaan bagi mahluk lainnya apapun bentuk, rasa dan warnanya.
",,,,, jadi “Keberhasilan” tidak harus kaya bagai buah yang manis, bunga yang berwarna merah atau jingga ?!,,,,,,, ehmm bisa.
Dan bisa “Memberi” ,apakah itu “Keberhasilan dalam Kehidupan” ? Tentu !! namun yang bisa cuma orang tertentu !! Teman,,,marilah kita menjadi orang tertentu. Mari kita bagi apapun yang kita punya (materi, pikiran, tenaga, kepedulian) untuk sesama "
Kedepan “Ikatan Alumni SMAN-13 Surabaya” adalah diharapkan bagai kumpulan pohon dengan bermacam “Buah dan Bunga” yang bisa memberikan rasa dan keindahan untuk sesama.
Mari kita galang kepedulian untuk sesama,,, Insyaallah ALLAH SWT akan lebih menyayangi kita semua,,, Amin.
Aku bersama istriku datang setelah setengah jam acara dimulai, memasuki ruang pertemuan yang cukup ramai oleh teman-2 yang sudah datang duluan. Dengan memercingkan mata, sambil memeras ingatan, memandang wajah demi wajah, dan alhamdulillah didada mereka sudah tertempel nama, cukup membantu daya ingat yang sudah mulai tumpul ini.
Lega rasanya, setengah jam mata berkeliaran dan ingatan bekerja bagai roda pedati akhirnya aku sudah bisa mengingat semua teman-teman yang hadir.
Disana pertemuan didominasi pembicaraan mengenang masa 23 tahun yang lalu, saat kita bersama-sama menjadi siswa di SMAN-13 Surabaya, mulai dari cerita lucu, konyol, kocak bahkan cerita-2 yang mengharukan yang pernah kita alami bersama. Mengenang kenakalan terhadap guru, kenakalan terhadap sesama teman. Uch,,,, dalam suasana itu seakan kita kembali berseragam putih dan abu-2 dan berkumpul dikantin saat istirahat.
Acara dihadiri beberapa guru dan kepala sekolah, dengan diawali sambutan-sambutan yang nyaris kurang jelas terdengar karena berbaur suara-2 berisik teman-2 yang asyik berkangenan. Siapa,,itu, oh,, si A,,, wohw masih tampak muda ya,,,,,,dimana dia sekarang?, punya anak berapa?,,, si A dulukan pernah ngempesi roda motor pak “S” kan ?... Itulah sebagian kalimat-2 yang bermunculan disela-sela sambutan.
Hal yang sangat-sangat perlu diacungi jempol dalam acara ini, bahwa dalam pertemuan itu kita sepakat untuk kembali menghidupkan kebersamaan versi kedua. Memang kita telah lulus SMA tahun 1984/1985, tentunya kebersamaan versi kedua ini sangat berbeda dengan kebersamaan masa itu. Kita tidak lagi harus berbagi kue atau jajan seperti dulu atau pergi belajar ataupun pergi pertandingan olahraga lawan SMA lain bahkan main bareng seperti saat itu. Namun saat ini kita akan melakukan sesuatu yang mungkin lebih dari itu, dan tentunya ini butuh menyisihkan sedikit waktu ditengah keluarga demi kebersamaan ini, kita dituntut peduli terhadap sesama teman, peduli akan kelangsungan belajar mengajar di sekolah kita. Dan alhamdulilah, ternyata kita masih dibukakan hati kita oleh NYA untuk tetap menjaga “Silahturakhim”.
Hal-hal tehnis organisasi, kepengurusan, komunikasi dan lain-lain sudah disepakati dan tentunya akan ditindak lanjuti oleh teman-2 yang sudah ditunjuk dalam kepengurusan.
Kepedulian ini, aku katakan adalah bagian dari “Keberhasilan kita dalam hidup ini”, namun menyimak salah satu kalimat dalam sambutannya, Bapak Syaiful, mantan guru PSPB yang dulu terkenal “Nyeleneh” mengatakan bahwa : “Alhamdulillah 90% dari angkatan-I SMAN-13 Surabaya ini adalah orang berhasil. Astakhfirullah hal adzim, dalam hatiku bertanya kenapa harus cuma 90%, apakah itu yang dimaksud keberhasilan material ?
Kalaupun betul, sungguh tidak pernah terbayangkan bahwa bapak yang dulu dipercaya untuk menyampaikan ilmu kepada kita, ternyata masih diliputi pandangan yang kerdil dalam kehidupan ini. Ingin rasanya aku menjelaskan apa keberhasilan dalam hidup, saat itu.
Namun tak apalah mungkin bukan itu maksudnya atau memang kurang sempurna merangkai kata-kata sambutan saja.
Aku belum pernah mencuplik makna “berhasil dalam kehidupan ini” dari tokoh-tokoh religi, filosof ataupun tokoh sosial manapun, namun insyaallah ini muncul dari pikiranku yang malam ini aku bisa tuangkan dalam tulisan ini, dan insyaallah inipun aku juga tidak perlu merasa aku pertahankan bila ada suatu perbedaan dari apa yang ada dipikiran pembaca.
Keberhasilan dalam hidup, adalah aku ibaratkan suatu pohon atau tanaman. Apapun rasa buahnya, apapun bentuk bunganya, pohon atau tanaman yang mempunyai akar. Mereka menyerap sari makanan dari tanah, adalah bagai insan manusia menyerap ilmu walau memang kadang harus menyerap ditanah tandus dan berbatu namun dia wajib menyalurkan kepada batang, ranting dan daun. Dalam hal ini bagai insan manusia yang bisa menggunakan bekal ilmu yang sudah diserap. Selanjutnya tumbuhlah bunga ataupun buah. Bunga dan Buah dari suatu tanaman itulah “Keberhasilan”, namun perlu dingat tidak semua buah atau bunga dipandang nikmat oleh manusia karena rasa dan keindahannya. Namun sekali lagi itu adalah tetap “Buah dan Bunga” dari suatu proses hidup.
Jadi “Keberhasilan” menurut saya adalah bagai “Buah atau Bunga” apapun itu, yang relative hukumnya untuk dinikmati rasa dan keindahannya. Tidak bisa diukur bahwa buah selalu manis, bunga selalu yang berwarna merah atau jingga saja.
Buah atau bunga keberhasilan adalah mereka yang bisa memberikan rasa kenikmatan, keindahan dan kegunaan bagi mahluk lainnya apapun bentuk, rasa dan warnanya.
",,,,, jadi “Keberhasilan” tidak harus kaya bagai buah yang manis, bunga yang berwarna merah atau jingga ?!,,,,,,, ehmm bisa.
Dan bisa “Memberi” ,apakah itu “Keberhasilan dalam Kehidupan” ? Tentu !! namun yang bisa cuma orang tertentu !! Teman,,,marilah kita menjadi orang tertentu. Mari kita bagi apapun yang kita punya (materi, pikiran, tenaga, kepedulian) untuk sesama "
Kedepan “Ikatan Alumni SMAN-13 Surabaya” adalah diharapkan bagai kumpulan pohon dengan bermacam “Buah dan Bunga” yang bisa memberikan rasa dan keindahan untuk sesama.
Mari kita galang kepedulian untuk sesama,,, Insyaallah ALLAH SWT akan lebih menyayangi kita semua,,, Amin.
Tuesday, November 11, 2008
Hari Pahlawan di Surabaya

10 Nopember, Tanggal yang sangat berarti bagi Arek Suroboyo. Dia adalah simbol yang melekat dalam kebanggaannya. Aku pribadi, adalah salah satu yang merasakan hal itu, ditambah lagi memang sampai sekarang ini keturunan Suroboyo masih melekat dalam Genetik keluarga sampai anak-anak ku. Mulai Eyang Canggah, Eyang Buyut, Kakek Nenek, Bapak Ibu, Istri ku pun adalah orang yang lahir di Suroboyo ( ini kebanggaan ku pribadi aja loh,,, boleh beda kok). Memang sejak aku sudah mengenal keluyuran (20's) dari rumah teman ke teman lainnya dikampoeng-2 di Surabaya saat itu, bila berbincang dengan orang tua atau kakek-2 nya terutama (bila masih hidup), bisa dipastikan bahwa bila diminta cerita tentang masa "muda" nya, maka yang meluncur masuk ditelinga ini adalah cerita-2 pertempuran yang menjadi kebanggaannya, seakan menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang BERANI MATI saat itu. Suatu saat, aku pernah diajak mampir kerumah teman "seliting - stambuk 60, bernama WIRNOTO yang asal tegal yang saat itu masih ikut dirumah mertua di daerah "Manukan" - Surabaya Barat, dimana mertuanya adalah orang kelahiran Surabaya, kala itu kita baru sama-2 turun dari berlayar dengan KRI.Teluk Langsa-501. Singkat kata, didalam perbincangan ngalor ngidul dengan Mertuanya teman ku itu, terselip cerita-cerita pertempuran melawan aggresi sekutu yang dimulai pendaratannya di Tanjung Perak. Dengan berapi api cerita semakin klop saat aku juga menceritakan peristiwa-2 itu juga dialami oleh keluargaku terutama "Pamanku Mistari" (Almarhum) yang pemberani. Ehh tahu-tahu cerita berhenti,, terus berlanjut menelusuri nama-nama yang pernah diingat saat itu terutama nama paman ku,, ehh, ndilala beliau juga kenal, dengan mengingat ciri-ciri, kelakuan, serta asal kampoeng Kedurus juga tahu, bahkan juga pernah diajak main ke kampoeng Kedurus (saat itu). Bahkan cerita-2 konyol saat bersama-sama "Mistari" pun diceritakan dengan dibarengi tawa yang terpingkal-pingkal. Saat itu aku bermaksud suatu saat akan aku pertemukan dua insan konyol, kocak dan pemberani ini..
Satu pertanyaan diakhir pertemuan itu diluncurkan oleh Bapak itu kepada ku, " bila kamu memang anak surabaya, apa sih yang disuguhkan bila ada pertemuan seperti ini (sesama arek suroboyo maksudnya) " ?
Dengan polos aku jawab "Jenewer" !! , langsung dia tertawa dan menepuk punggung ku,, "bener koen bener arek suroboyo asli".
Sebenarnya jawaban itu sih ngawur dan teringat kebiasaan Paman ku saat datang kerumah aja, yang langganan minta "Jenewer" yang walau tidak pernah dia habiskan. Setelah minum sedikit, namun minta dibarengi, terus bicara ngelantur, ketawa-ketawa mengingat cerita-2 konyol masa lalu... terus tidur pulas dikursi.
Ini adalah cerita sebagian kecil dari cerita-cerita hasil ngeluyur ku saat itu, saat usia ku 20 an. Selalu dan selalu ada kebanggaan dimana-mana, disetiap aku temui "orang sepuh" di kampoeng-2 di Surabaya.
Sekarang aku sudah 40 lebih, sudah jarang terdengar cerita-cerita semacam itu lagi bila kebetulan masuk kampoeng-2, bahkan cerita yang ku dengar dari BAPAK-2 jaman sekarang adalah soal keberhasilan anak-2nya disuatu perusahaan asing atau pegawai negeri dan sudah pernah dikirim sekolah ke Inggris, cerita kekayaan anaknya yang sudah didapat dari perusahaan Inggris, cerita soal cucunya yang usia 3 tahun sudah hafal beberapa kata-kata bahasa inggris.
,,,,, yach,, ini lah secuil cerita 10 Nopember yang dituturkan pada 20 tahun lalu dibanding 10 Nopember yang bisa kita dengar dijaman sekarang... terus apa bedanya ?, "sense of pride is belong to the winners" ; teruskan aja hidup ini, lakukan sesuatu yang bisa dibanggakan oleh anak cucu kita kelak..
Thursday, September 25, 2008
2nd eye virus attack
Pada hari minggu pagi 14/9, aku dikejutkan oleh pemandangan yang mengagetkan, anakku Erina, bangun pagi dengan mata kiri memerah dan mengeluarkan cile dan airmata. Ini mengingatkan peristiwa 2 tahun lalu (saat Erina berusia 9 bln) dimana retina terlihat merah dan kornea tampak abu-2 dengan bekas dua goresan kuku sekitar 1/2 cm yang waktu itu langsung kami bawah ke RS Delta Surya, dan mendapatkan pengobatan seketika.
Saat datang Dokter specialis mata kemarin itu (Prof Dr.Wisnu Wiyono, Jl.Diponegoro), dijelaskan kalo mata Erina yang sebelah kiri memang rapuh dan rawan terkena virus, dan ini adalah yang kedua kalinya.
Kami diberi resep, seketika itu aku belikan obatnya (salep dan tetes) ke Apotik Manggala Jl.Tidar Sby.
Saat datang Dokter specialis mata kemarin itu (Prof Dr.Wisnu Wiyono, Jl.Diponegoro), dijelaskan kalo mata Erina yang sebelah kiri memang rapuh dan rawan terkena virus, dan ini adalah yang kedua kalinya.
Kami diberi resep, seketika itu aku belikan obatnya (salep dan tetes) ke Apotik Manggala Jl.Tidar Sby.
Rasa khawatir akan terjadi sesuatu pada diri Erina selalu berkecamuk didada ini, sampai saat ini.
Hampir dua tahun kami berusaha untuk menyembuhkan penyakit ini, dimana sampai sekarang hasilnya masih tampak selaput putih seperti kabut yang menyelimuti sebagian retina (tengah), malah kini ditambah lagi sederet selaput putih agak tebal lainnya menempel di retina bagian bawah.
Dokter sudah memberikan obat yang terbaik (katanya), dan aku juga percaya karena itu termasuk obat yang mahal. Dan dikatakan bahwa nanti Jum'at 26/9 kami diminta kembali untuk check hasil pengobatan.
Kini,,,kami kadang masih diselimuti kekhawatiran, namun kami juga tetap berusaha mencari cara penyembuhannya, namun saya pribadi juga menyerahkan segala nya kepada Yang Maha Pengatur Jagat; Apapun "Erina" ku adalah anakku.
Sabarkan dirimu sayang, inilah kehidupan yang harus kamu lalui, jalani, jangan pernah menyesal, bergembiralah dalam hidupmu, Apapun dirimu kau tetap bidadari kecilku yang cantik..
Love you/papa
Hampir dua tahun kami berusaha untuk menyembuhkan penyakit ini, dimana sampai sekarang hasilnya masih tampak selaput putih seperti kabut yang menyelimuti sebagian retina (tengah), malah kini ditambah lagi sederet selaput putih agak tebal lainnya menempel di retina bagian bawah.
Dokter sudah memberikan obat yang terbaik (katanya), dan aku juga percaya karena itu termasuk obat yang mahal. Dan dikatakan bahwa nanti Jum'at 26/9 kami diminta kembali untuk check hasil pengobatan.
Kini,,,kami kadang masih diselimuti kekhawatiran, namun kami juga tetap berusaha mencari cara penyembuhannya, namun saya pribadi juga menyerahkan segala nya kepada Yang Maha Pengatur Jagat; Apapun "Erina" ku adalah anakku.
Sabarkan dirimu sayang, inilah kehidupan yang harus kamu lalui, jalani, jangan pernah menyesal, bergembiralah dalam hidupmu, Apapun dirimu kau tetap bidadari kecilku yang cantik..
Love you/papa
Tuesday, September 23, 2008
Positif Thinking
By: Ian Kusmiran
Bagaimana cara kita memandang kehidupan akan berpengaruh juga pada pandangan dan cara pikir kita terhadap segala hal. Untuk meraih sukses, kita harus bisa merubah cara berpikir kita dari negative thinking menjadi positive thinking.Pembicaraan mengenai positive thinking akan diawali tentang sebuah konsep sederhana mengenai kacamata. Kalau Anda memakai kacamata yang berwarna merah, maka Anda akan melihat dunia ini dengan warna merah. Kalau memakai kacamata hijau, maka Anda akan melihat dunia ini dengan warna hijau.
Untuk membantu pemahaman, ada sebuah cerita kuno dari negeri China yang bisa dijadikan ilustrasi. Cerita ini bermula dari seseorang (sebut saja namanya Ahmad) yang kehilangan kapaknya. Perlu diketahui bahwa di jaman itu, yaitu di jaman agrikultur sekitar 2000 tahun yang lalu, kapak adalah alat yang sangat penting karena mereka tidak bisa mencari nafkah tanpa alat tersebut. Hampir tiap hari kapak itu dibawa Ahmad ke hutan untuk menebang kayu yang akan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pada suatu hari Ahmad kehilangan kapaknya. Dia bingung mengingat-ingat di mana dia meletakkan kapaknya dan mulai berpikir kalau ada seseorang yang membutuhkan kapak dan mengambil kapak miliknya. Ahmad kemudian mulai mencurigai tetangganya sendiri yang bernama Hadi. Kebetulan esok harinya Hadi berpamitan ke Ahmad kalau dia hendak pergi ke hutan. Tidak seperti biasanya, cara pamit Hadi terdengar tidak tegas. Ahmad berpikir, mungkin Hadi malu karena telah mengambil kapaknya sehingga dia tampak kebingungan.
Besoknya, Ahmad semakin menaruh curiga pada Hadi. Ada sebuah barang yang disembunyikan di pinggang Hadi. "Jangan-jangan itu kapak saya yang dicurinya," pikir Ahmad.
Besoknya lagi, Hadi pergi ke hutan tanpa berpamitan dengan Ahmad. Ahmad pun semakin curiga bahwa Hadi telah mencuri kapaknya. Hingga tiga hari lamanya Ahmad menaruh curiga pada Hadi. Pada hari keempat, Ahmad kaget karena menemukan kapaknya di bawah ranjangnya sendiri. Ternyata kapak itu disimpan istrinya tanpa sepengetahuannya. Akhirnya Ahmad berkesimpulan bahwa dia telah berpikir negatif terhadap Hadi.
Cerita di atas mengilustrasikan bahwa bilamana kita sudah mempunyai kecurigaan atau sebuah pandangan negatif terhadap sesuatu, maka kita akan terus melihatnya dengan kacamata negatif. Orang yang gagal selalu mengeluh dan mengeluh. Kenapa harus selalu berusaha lagi? Toh kalau berusaha akan tetap mengalami kegagalan.
Seseorang yang mempunyai pemikiran seperti ini akan menjadi pesimis untuk mencoba lagi. Tetapi orang yang sukses dengan berkesinambungan akan selalu berpikir untuk berhasil lalu akan mencoba terus dan lagi-lagi menuai keberhasilan. Keberhasilan yang dia dapatkan akan membuat semangat bagi dia untuk terus mencoba. Yang penting adalah; kita semua diharapkan untuk mempunyai kacamata yang cerah dalam memandang kehidupan ini, karena kacamata yang cerah akan memandang semua masalah dengan pandangan yang cerah pula. Bukan kacamata yang hitam yang membuat kita tidak bisa melihat apapun.
http://armand-erina.blogspot.com/
Untuk membantu pemahaman, ada sebuah cerita kuno dari negeri China yang bisa dijadikan ilustrasi. Cerita ini bermula dari seseorang (sebut saja namanya Ahmad) yang kehilangan kapaknya. Perlu diketahui bahwa di jaman itu, yaitu di jaman agrikultur sekitar 2000 tahun yang lalu, kapak adalah alat yang sangat penting karena mereka tidak bisa mencari nafkah tanpa alat tersebut. Hampir tiap hari kapak itu dibawa Ahmad ke hutan untuk menebang kayu yang akan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Pada suatu hari Ahmad kehilangan kapaknya. Dia bingung mengingat-ingat di mana dia meletakkan kapaknya dan mulai berpikir kalau ada seseorang yang membutuhkan kapak dan mengambil kapak miliknya. Ahmad kemudian mulai mencurigai tetangganya sendiri yang bernama Hadi. Kebetulan esok harinya Hadi berpamitan ke Ahmad kalau dia hendak pergi ke hutan. Tidak seperti biasanya, cara pamit Hadi terdengar tidak tegas. Ahmad berpikir, mungkin Hadi malu karena telah mengambil kapaknya sehingga dia tampak kebingungan.
Besoknya, Ahmad semakin menaruh curiga pada Hadi. Ada sebuah barang yang disembunyikan di pinggang Hadi. "Jangan-jangan itu kapak saya yang dicurinya," pikir Ahmad.
Besoknya lagi, Hadi pergi ke hutan tanpa berpamitan dengan Ahmad. Ahmad pun semakin curiga bahwa Hadi telah mencuri kapaknya. Hingga tiga hari lamanya Ahmad menaruh curiga pada Hadi. Pada hari keempat, Ahmad kaget karena menemukan kapaknya di bawah ranjangnya sendiri. Ternyata kapak itu disimpan istrinya tanpa sepengetahuannya. Akhirnya Ahmad berkesimpulan bahwa dia telah berpikir negatif terhadap Hadi.
Cerita di atas mengilustrasikan bahwa bilamana kita sudah mempunyai kecurigaan atau sebuah pandangan negatif terhadap sesuatu, maka kita akan terus melihatnya dengan kacamata negatif. Orang yang gagal selalu mengeluh dan mengeluh. Kenapa harus selalu berusaha lagi? Toh kalau berusaha akan tetap mengalami kegagalan.
Seseorang yang mempunyai pemikiran seperti ini akan menjadi pesimis untuk mencoba lagi. Tetapi orang yang sukses dengan berkesinambungan akan selalu berpikir untuk berhasil lalu akan mencoba terus dan lagi-lagi menuai keberhasilan. Keberhasilan yang dia dapatkan akan membuat semangat bagi dia untuk terus mencoba. Yang penting adalah; kita semua diharapkan untuk mempunyai kacamata yang cerah dalam memandang kehidupan ini, karena kacamata yang cerah akan memandang semua masalah dengan pandangan yang cerah pula. Bukan kacamata yang hitam yang membuat kita tidak bisa melihat apapun.
Keluarkan Dirimu dari Hatimu
Syeikh Abdul Qadir al-JilanyMengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum'at pagi tanggal 14 Dzul Qa'dah 545 H. di Madrasahnya.
Anda jangan ragu dengan rizki anda, sebab rizki yang mencarimu itu lebih penting daripada kamu mencarinya. Jika anda meraih rizki hari ini, tinggalkan berambisi untuk rizki besok pagi. Seperti ketika engkau melewati sore, anda juga tidak tahu apakah rizki itu akan datang atau tidak dengan kesibukanmu.Kalau anda mengenal Allah, pasti anda lebih sibuk dengan Allah Azza wa-Jalla dibanding memburu rizki, sebab KharismaNya akan menghalangi perburuan anda. Karena orang yang mengenal Allah, lisannya akan terbungkam. Orang 'arif akan terus membisu di hadapan Allah, sampai datang perintah Ilahi untuk terjun ke wilayah mashlahat publik. Jika Allah memerintahkan si arif ke publik, akan hilang kebisuan lisannya, dan hilang pula keterasingannya dengan ragam masyarakat.Nabiyullah Musa AS, ketika menggembala kambing, lisannya terasa cadel, dan asing dengan massa. Namun ketika Allah memerintahkannya, maka Nabi Musa AS, berdoa, "Dan lepaskanlah kecadelan di lisanku hingga mereka faham ucapanku…"Seakan-akan Nabi Musa as, berkata, "Ketika aku terjun di padang untuk menggembala domba, aku tidak membutuhkan pada kekeluan lisanku, sekarang aku berada di tengah khalayak dan harus memberikan pengetahuan kepada mereka." Maka dengan hilangnya kecadelan atau kekeluan di lisannya, dia bicara sembilan puluh kalimat yang sangat fasih dan sangat mudah difahami. Kecadelan Musa as, gara-gara ia menelan bara api di hadapan Firaun dan Asiah di saat masih balita dulu.Anak-anak sekalian, aku melihatmu, sangat sedikit pengetahuanmu kepada Allah Azza wa-Jalla, dan pada RasulNya serta Auliya'Nya, para pengganti Nabi, dan KhalifahNya. Kalian sunyi dari hakikat makna. Anda adalah burung dalam sangkar. Rumah yang kosong dan telah roboh. Pohon yang kering dan telah gugur daun-daunnya.Kibaran bendera hati seorang hamba, pertama-tama dengan Islam, kemudian meneguhkan ke-Islam dengan Istislam (pasrah total pada Allah), pasrahkanlah dirimu pada Allah Azza wa-Jalla, maka selamat pula jiwamu dan yang lainnya.Anda harus keluar dari dirimu dengan hatimu, keluarkan hatimu dari makhluk, dan hadir ke hadapanNya telanjang dari dirimu dan dari mereka. Bila Allah menghendaki, Dia akan memberikan pakaian dan menghias pakaianmu lalu mengembalikan dirimu pada khalayak, kemudian dirimu melaksanakan tugas perintahNya, dengan RidloNya dan Ridlo RasulNya SAW, sembari kamu menunggu perintah berikutnya, dirimu tetap simpuh di hadapanNya. Jika bisa menepiskan segala hal selain Allah Azza wa-Jalla, si hamba ini teguh di hadapanNya di atas telapak jiwanya dan rahasia jiwanya. Musa as, berkata dengan ucapan kondisi ruhaninya:"Aku bergegas kepadaMu, oh Tuhanku, semoga Engkau meridhoi…"Seakan beliau bermunajat, "aku menyingkirkan duniaku dan akhiratku serta seluruh makhluk. Aku telah putus dari sebab akibat dunia, dan aku melepaskan apa yang kumiliki. Aku datang kepadaMu dengan bergegas, agar Engkau ridho kepadaKu dan mengampuni dosaku, ketika sebelumnya aku bergabung dengan mereka."Jika dibandingkan dengan munajat itu, wahai orang bodoh, dimana dan apa yang ada padamu? Kalian ini ternyata hamba nafsumu, duniamu dan hawamu. Kalian hamba khalayak, dan bermusyrik dengan mereka, karena kalian mengandalkan pandangan mereka dalam soal manfaat dan bahaya, sementara kalian mengharapkan syurga, kalian merasa takut masuk neraka. Dimana posisi kalian di hadapan Allah yang membolak-balik hatimu yang berfirman, "Jadilah, maka terjadilah…"Anak-anak sekalian, janganlah anda ini diperdaya oleh taatmu yang membuatmu kagum pada prestasi ibadahmu. Mohonlah kepada Allah Azza wa-Jalla, agar taatmu diterima, jangan sampai amalmu itu tertolak. Jangan sampai anda disebut: "Jadilah taatmu sebagai maksiat dan kejernihanmu jadi kotoran." Siapa pun yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, tidak pernah mengandalkan sesuatu dan tidak pula diperdaya oleh sesuatu. Dia tidak merasa aman sampai ia keluar dari dunia dengan keselamatan agamanya, dan menjaga antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla.Anak-anak sekalian. Seharusnya anda melakukan amaliyah qalbu dan keikhlasannya. Ikhlas yang sempurna adalah bersih dari segala hal selain Allah, sedangkan keikhlasan itu didasari ma'rifatullah Azza wajalla. Sementara aku tidak melihat anda sekalian kecuali anda ini adalah para pendusta, baik dalam wacana maupun tindakan, baik dalam sunyi atau ramai. Apa yang kalian jadikan pijakan, jika kalian berkata tanpa tindakan? Kalian bertindak tanpa keikhlasan dan tauhid? Bila kalian penuh kotoran di dirimu, dan berharap Allah meridhoimu, berharap penerimaan amalmu dan ridloNya, bagaimana mungkin? Padahal dalam sesaat anda telah menyalakan api neraka, sedangkan amalmu kelak di hari kiamat sudah dipilah, mana yang putih, mana yang hitam, mana yang kelabu.Setiap amal yang tidak bertujuan demi Allah akan batil. Karena itu beramallah, cintailah, bersahabatlah dan carilah dari orang yang masuk dalam penghayatan:"Tiada yang menyamaiNya sesuatu pun, dan Dia Maha Mendengar lagi Melihat."Bersihkanlah semua, lalu teguhkan dirimu. Bersihkan semua dari kotoran hal-hal yang tak layak dan teguhkan yang selaras denganNya. Yaitu hal-hal yang diridhoiNya dan diridhoi RasulNya SAW. Bila kalian berbuat demikian, sirnalah semua keraguan, kelabuan dan kehampaan dari hatimu. Bersahabatlah dengan Allah, dengan Rasul-Nya dan dengan orang-orang yang saleh dengan penuh pengagungan, pemuliaan dan penghormatan.Bila kalian ingin bahagia, jangan kalian hadir di hadapanku tanpa adab dan sopan santun. Jika masih tidak ada adab, kalian akan terus berlebih-lebihan, maka mulai saat ini tinggalkan segala yang berlebihan. Bisa secara diantara semua ini ada yang memiliki rasa hormat dan adab yang baik dari balik akal sehatnya. Sang koki akan tahu bumbu masakannya. Tukang roti mengerti adonannya. Perancang tahu akan rancangannya. Orang yang mengajak tahu yang akan diajak. Duniamu sesungguhnya telah membutakan hatimu sampai kalian tak melihat apa pun. Hati-hatilah kalian dari peristiwa yang menimpamu itu, sedikit demi sedikit bisa menghancurkanmu hingga kalian jadi korbannya di akhirnya. Kalian mabuk terbius oleh minumannya, sampai terputus tangan dan kakimu, sedang matamu melihat. Dan ketika sadar, anda bakal tahu apa yang telah anda lakukan. Inilah dampak dari cinta dunia, sedang musuh ada di belakangnya, ambisi terus menumpuknya. Itulah yang terjadi, hati-hati….Anak-anak sekalian, tak ada kebahagiaan bagimu sementara kamu mencintai dunia. Kalian merasa sebagai pengajak Jalan Ilahi, anda merasa mencintai akhirat atau sedangkan anda masih terus mencintai dunia.Orang arif pecinta tak akan pernah mencintai semua itu bahkan semua hal selain Allah Azza wa-Jalla. Bila cinta kepadaNya paripurna, maka bagian dunia terasa hina. Begitu pula ketika sampai di akhirat, semua apa yang ditinggalkan di belakangnya, akan tampak ketika ada di depan Pintu Tuhannya. Semua ditinggalkan hanya demi meraih Wajah Ilahi. Allah memberikan semua bagian bagi para waliNya, sementara para wali itu merasa tidak memerlukan lagi dari bagian dunia itu. Sebab bagian jiwa adalah tersembunyi. Bagian nafsulah yang tampak kasat mata. Bagian hati tidak akan pernah tiba kecuali ketika bagian nafsu dibersihkan. Lalu terbukalah bagian konsumsi hati. Bila bagian hati telah terpuaskan di sisiNya, datanglah rahmat bagi nafsunya.Dikatakan pada hamba tersebut, "Jangan bunuh nafsumu…" Lalu saat itu ia meraih bagian nafsunya, dan itulah nafsunya yang muthmainnah. Karena itu tinggalkan majlis yang penuh dengan kecintaan dunia, dan datangilah majlis yang zuhud dari dunia. Jenis tertentu akan bersenyawa dengan jenis yang sama, saling melingkari dan mengitari. Pecinta akan saling mencintai yang lain, saling menolong untuk dakwah menuju keimanan, tauhid, keikhlasan di dalam amal. Mereka meraih dengan kemampuannya di jalan Allah Azza wa-jalla. Siapa yang melayani akan dilayani, siapa yang berbuat baik akan diberi kebaikan. Siapa yang memberi akan diberi. Bila kalian berbuat untuk neraka, maka neraka esok bagimu.Amalmu adalah apa yang engkau raih. Kalian beramal dengan amaliah ahli neraka tetapi kalian berharap syurga. Bagaimana berharap syurga sementara kalian bukan orang yang melakukan amaliah ahli syurga? Orang yang memiliki hati adalah orang yang tidak saja taat secara fisik belaka, tetapi patuh jiwanya. Untuk apa beramal tanpa hati yang ikhlas? Orang yang riya' hanya menampakkan visualnya, sedangkan orang ikhlas dengan hati dan lahiriyahnya.Orang beriman itu hidup, sedang orang munafik itu mati. Orang beriman itu beramal untuk Allah, sedang orang munafik untuk dilihat sesama, dipuji dan mendapat balas budi. Tindakan orang beriman maujud dalam sunyi dan ramai, dan suka dan duka. Tindakan orang munafik hanya dalam tontonannya belaka. Ia berbuat baik ketika suka, tetapi ketika sedih ia menolak. Ia tidak bergabung dengan Allah Azza wa-Jalla, tak ada iman kepada Allah, kepada Rasul dan KitabNya. Tidak mengingat padang mahsyar maupun hisab. Islamnya hanya untuk cari perhatian dan selamat di dunia, bukan selamat di akhirat dari neraka dan siksanya. Dia sholat dan puasa untuk dilihat manusia, jika kembali sendiri, kembali pula pada kesibukan nafsunya dan kekufurannya.Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari kondisi seperti ini. Kami mohon keikhlasan di dunia dan keikhlasan hari esok. Amin.Anak-anak sekalian, sudah seharusnya kalian ikhlas ketika berbuat baik. Buanglah matamu untuk melihat amalmu dan ganti rugi, baik dari makhluk maupun Khaliq. Berbuatlah hanya untuk Wajah Allah, bukan dalam rangka meraih nikmatNya. Jadilah kalian termasuk yang berkehendak hanya menuju WajahNya. Carilah WajahNya, hingga Dia memberikan kepadamu. Bila Dia memberikan anugerah, pasti kalian dapatkan syurga di dunia dan di akhirat. Syurga dunia berupa taqarrub kepadaNya, dan syurga akhirat adalah memandangNya, serta segala janji dan jaminan yang diberikan kepadamu.Selamatkan dirimu dan hartamu, pada Tangan Kekuasaan, Aturan dan RencanaNya. Engkau telah dibeli olehNya, dan kelak harganya akan diberikan kepadamu.Wahai hamba-hamba Allah. Selamatkan dirimu kepadaNya. Katakan, "Jiwa, harta dan syurga hanya bagiMu, dan selainMu hanya untukMu. Kami tidak berhasrat sedikitpun selain DiriMu."Dahulukan Allah sebelum syurga. Allah Yang Maha Asih sebelum jalan menuju kepadaNya. Wahai orang yang berhasrat syurga, engkau membelinya dan meramaikannya hari ini. Bukan besok. Alirkan sungaimu, airmu hari ini, bukan besok di akhirat.Wahai kaumku. Hari kiamat hati dan mata bergolak, dimana hari itu pijakan-pijakan bisa terpeleset. Padahal setiap orang beriman berpijak dengan kakinya iman dan ketakwaannya sendiri-sendiri. Kokohnya pijakan tergantung kokohnya iman di hari itu. Orang zalim akan menerima kebusukan di tangannya. Orang yang suka merusak akan mendapatkan kehancurannya. Bagaimana ia bisa zalim dan bagaimana ia menjadi perusak, bagaimana ia pergi dari Tuhannya.Anak-anakku. Kalian jangan terpedaya oleh amal, sebab nilai amal itu ternilai di akhirnya. Semestinya kalian terus memohon kepada Allah azza wa-Jalla atas akhir hayat anda, dan diberikan rasa cinta untuk berbakti kepadaNya. Hati-hatilah kalian semua, ketika anda taubat, lalu kembali maksiat. Maksiat kepada Tuhanmu hari ini atau esok, akan membuat dirimu terhinakan dan terlempar dari pertolongan.Ya Allah tolonglah kami untuk taat kepadaMu dan janganlah kami Engkau hina dengan maksiat kepadaMu. Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.
---(ooo)---
---(ooo)---
Posted 23 Jan 2006 at Sufinews by Lina Yuliastutik
Guide your fam for the best thing, for their best future
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Ada seorang ulama besar bernama Abu Bein Azim terbangun di tengah malam. Kamarnya bermandikan cahaya. Di tengah tengah cahaya itu ia melihat sesosokmakhluk, seorang Malaikat yang sedang memegang sebuah buku. Abu Bein bertanya: "Apa yang sedang anda kerjakan?" Aku sedang mencatat daftar pecinta Alloh SWT. Abu Bein ingin sekali namanya tercantum. Dengan cemas ia melongok daftaritu, tapi kemudian ia gigit jari, namanya tidak tercantum di situ.Ia pun bergumam: "Mungkin aku terlalu kotor untuk menjadi pecinta AllohSWT, tapi sejak malam ini aku ingin menjadi pecinta keluarga". Esok harinya ia terbangun lagi di tengah malam.Kamarnya terang benderang, malaikat yang bercahaya itu hadir lagi. Abu Bein terkejut karena namanya tercantum pada papan atas daftar pecintaAlloh SWT. Ia pun protes: "Aku bukan pecinta Alloh SWT, aku hanyalah pecinta keluarga". Malaikat itu berkata: "Baru saja Alloh SWT berkata kepadaku bahwa engkau tidak akan pernah bisa mencintai Alloh SWT sebelum kamu mencintai keluargamu". Cintailah keluarga anda, sebab mencintai keluarga adalah ujung dari cinta pada Sang Khaliq, sebab diujung cinta itu sebuah kebahagiaan telah menanti kita. Yaitu sebuah kebahagiaan berkaitan dengan tingkat kesulitan yang dialami. Kebahagiaan sesungguhya dalam kehidupan rumah tangga bukan ketika akad nikah, bukan pula ketika bulan madu, tetapi ketika pasangan itu telah membuktikan mampu mengarungi samudera kehidupan hingga ke masa tuanya, dan pada di masatuanya, ia mendapati anak cucu yang sukses dan terhormat. Sungguh orang sangat menderita ketika di ujung umurnya menyaksikan anak cucunya sengsara dan hina karena kegagalannya membinakeluarga.
wassalam
Makanan Anti Kolesterol
Makanan antikolesterol
by : Daily Health Info
Untuk mengendalikan kolesterol agar tidak tinggi sebenarnya bisa dengan metode terapi nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan antikolesterol yang cukup banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Anda bisa mengganti lemak jahat dengan lemak sehat. Mengonsumsi makanan nabati bisa meningkatkan asupan protein nabati yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol berlebih.
Ingin tahu makanan apa saja yang bersifat antikolesterol? Simak tips di bawah ini yang diambil dari berbagai sumber.
1. Jamur. Kaya kromium, mineral yang membantu memecah lemak menjadi senyawa sederhana, yakni asam-asam lemak. Aktivitas ini membantu menyusutkan kadar lemak jahat (LDL), dan meningkatkan kadar lemak baik (HDL). Sumber lain kromium adalah kacang-kacangan, seperti kenari,kacang tanah, kacang mete, dan kacang almond.
2. Kwaci tawar. Selama ini kuaci kita sepelekan, padahal berlimpah zat tembaga. Pola makan rendah asupan tembaga berkaitan dengan naiknya kadar kolesterol jahat LDL, dan terbatasnya kolesterol baik HDL. Seringlah makan kwaci, terutama yang tawar, baik kuaci biji labu maupun biji bunga matahari.
3. Jeruk nipis. Di antara beragam jenis jeruk, jeruk nipis atau jeruk lemon adalah yang paling banyak mengandung flavonoid. Senyawa ini mampu menghambat produkdi LDL berlebihan sehingga mengurangi risiko serangan jantung. Flavonoid bisa pula diperoleh dalam teh, brokoli, tomat, kedelai, bawang berlapis-lapis seperti bawang merah dan bawang bombai serta delima.
4. Apel. Serat larut yang banyak terdapat dalam apel merupakan sumber betaglukan (beta glucan). Di dalam tubuh, betaglukan ikut berperan mengontrol penyerapan dan produksi kolesterol. Sumber lain pepaya, buah-buahan yang dimakan bersama kulitnya (apel dan pir), wortel, kapri dan sayuran polong-polongan lain pada umumnya (buncis, kecipir, dan kacang panjang), polong-polongan kering (kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo), serta beras merah.
5. Ikan tuna. Termasuk sumber asam lemak omega-3 yang populer, selain salmon dan makarel. Omega-3 secara khusus melindungi tubuh terhadap kenaikan kadar kolesterol jahat LDL.
6. Jambu biji lokal merah. Sama seperti semangka merah dan tomat merah, jambu biji lokal merah kaya likopen. Likopen ikut berperan dalam mengendalikan produksi kolesterol.
7. Alpukat. Asam pantotenat merupakan senyawa paling menonjol dalam alpukat yang berperan meredam kadar kolesterol darah.
8. Tempe . Makanan rakyat ini berlimpah senyawa fitokimiawi isoflavon yang bersifat antikolesterol. Banyak juga terdapat dalam tahu dan susu kedelai.
9. Kacang tanah. Kacang kulit, yakni kacang tanah berkulit yang dipanggang dalam oven. Camilan ini berlimpah lemak sehat sekaligus kaya vitamin E, yang bisa 'mengunci' radikal bebas agar tidak merusak kolesterol jahat LDL, sehingga pembentukan plak di dinding pembuluh darah dapat dihindari dan mencegah serangan jantung.
10. Mangga. Vitamin C banyak terdapat dalam mangga. Sumber lainnya: belimbing, aneka jenis jeruk (jeruk bali, jeruk keprok, dan lain-lain), kedondong, pepaya, rambutan, stroberi, dan kiwi. Vitamin C mencegah kolesterol jahat LDL teroksidasi, sehingga menghindarkan terbentuknya plak di dinding pembuluh darah.
Semoga bermanfaat !
Monday, September 22, 2008
Kiat Memudahkan Mendapatkan Keturunan
By: Agus Syafii
Semalam sehabis sholat tarawih saya bertemu dengan seorang teman.sudah menikah hampir 5 tahun belum juga mendapatkan keturunan. sayasempat sampaikan ada satu hadis yang diriwayatkan jabir bahwa Nabipernah didatangi seorang laki-laki dan berkata, "Wahai Rosul, akubelum dikarunia anak sama sekali dan sampai saat ini aku belum punyaanak."Nabi Bersabda, " Jika engkau memperbanyak istighfar dan shodaqoh,engkau akan diberikan rizki disebabkan keduanya." Lelaki itupunmemperbanyak shodaqoh dan istighfar. Jabir berkata, "akhirnyalaki-laki itu mempunyai sembilan anak laki-laki.""Berarti saya harus banyak shodaqoh dan istighfar ya mas agusssyafii?"tanyanya."Iya" Jawab saya.Alloh SWT berfirman,"Kepunyaan Allohlah kerajaan langit & bumi, Dia menciptakan apa yangDia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yangDia kehendaki, dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yangDia kehendaki atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki danperempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikanmandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagiMahakuasa (Asy Syuro':48-49)"Begitulah rahasia Alloh dibalik penciptaan makhlukNya. Bagi kitasebagai seorang mukmin sebaiknya berusaha melakukan sebab-sebab danyakin terhadap kekuasaan Alloh. salah satu sebab-sebab yang bisa yangdapat membuahkan keturunan adalah shodaqoh & istighfar."
Semalam sehabis sholat tarawih saya bertemu dengan seorang teman.sudah menikah hampir 5 tahun belum juga mendapatkan keturunan. sayasempat sampaikan ada satu hadis yang diriwayatkan jabir bahwa Nabipernah didatangi seorang laki-laki dan berkata, "Wahai Rosul, akubelum dikarunia anak sama sekali dan sampai saat ini aku belum punyaanak."Nabi Bersabda, " Jika engkau memperbanyak istighfar dan shodaqoh,engkau akan diberikan rizki disebabkan keduanya." Lelaki itupunmemperbanyak shodaqoh dan istighfar. Jabir berkata, "akhirnyalaki-laki itu mempunyai sembilan anak laki-laki.""Berarti saya harus banyak shodaqoh dan istighfar ya mas agusssyafii?"tanyanya."Iya" Jawab saya.Alloh SWT berfirman,"Kepunyaan Allohlah kerajaan langit & bumi, Dia menciptakan apa yangDia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yangDia kehendaki, dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yangDia kehendaki atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki danperempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikanmandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagiMahakuasa (Asy Syuro':48-49)"Begitulah rahasia Alloh dibalik penciptaan makhlukNya. Bagi kitasebagai seorang mukmin sebaiknya berusaha melakukan sebab-sebab danyakin terhadap kekuasaan Alloh. salah satu sebab-sebab yang bisa yangdapat membuahkan keturunan adalah shodaqoh & istighfar."
Labels:
a-e
Friday, September 19, 2008
Now or Never
Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf,dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa." Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja.
Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi.
Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu Dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras
agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli
bunga untuk
istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan
juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena
istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin
punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta
kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya
pasti besok akan mengatakannya. " Dia tidak pernah sempat datang ke
pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada
anak-anaknya.
Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar
menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.
Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam
kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia
sedang ada rapat.
Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru
datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata
"Aku cintakamu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya
dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian
istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau
berkomunikasi dengannya.
Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya
masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya
tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik,
yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang
yang semula
disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50,
60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New
Zealand,dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya
untuk membayar biaya tinggal di rumah Jompo tersebut. Sejak itu sampai dia
meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.Dia
kini merasa sangat kesepian, perasaan yang Tidak pernah dia rasakan
sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan
berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari
dulu...." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal
dunia dengan airmata dipipinya.
============ ========= ========= =========
Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu nggak
pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar
menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.
Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!
Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan
ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa
kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dan cinta dia,
jangan tunggu sampaiterlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru
akan memberitahu dia, hari itu tidak pernah akan datang.
Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka
"besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah
meninggalkanmu.
Jangan tunda kirim email ini ke sahabat-sahabat anda.....
Atau.... masih ada hari esok.......
by my friend - Rachel
Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi.
Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu Dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras
agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli
bunga untuk
istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan
juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena
istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin
punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta
kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya
pasti besok akan mengatakannya. " Dia tidak pernah sempat datang ke
pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada
anak-anaknya.
Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar
menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.
Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam
kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia
sedang ada rapat.
Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru
datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata
"Aku cintakamu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya
dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian
istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau
berkomunikasi dengannya.
Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya
masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya
tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik,
yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang
yang semula
disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50,
60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New
Zealand,dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya
untuk membayar biaya tinggal di rumah Jompo tersebut. Sejak itu sampai dia
meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.Dia
kini merasa sangat kesepian, perasaan yang Tidak pernah dia rasakan
sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan
berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari
dulu...." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal
dunia dengan airmata dipipinya.
============ ========= ========= =========
Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu nggak
pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar
menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.
Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!
Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan
ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa
kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dan cinta dia,
jangan tunggu sampaiterlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru
akan memberitahu dia, hari itu tidak pernah akan datang.
Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka
"besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah
meninggalkanmu.
Jangan tunda kirim email ini ke sahabat-sahabat anda.....
Atau.... masih ada hari esok.......
by my friend - Rachel
The How of Happiness
The How of Happiness
Dr. Sonja Lyubomirsky
Is It Possible to Become Happier?
Different cultures have different beliefs about the importance of happiness. People in some cultures, like Russia, are less likely to believe that happiness is a reasonable, desirable, or attainable goal to pursue.Most of us aren't flourishing. Nationally representative samples of U.S. adults indicate that slightly more than half of us (54%) are "moderately mentally healthy yet not flourishing - that is, we lack great enthusiasm for life and are not actively and productively engaged with the world.Studies show that 50% of individual differences in happiness are determined by genes, 10% by life circumstances, and 40% by our intentional activities.Rich people aren't as happy as we'd expect. The richest Americans, those earning more than 10 million dollars annually, report levels of personal happiness only slightly greater than the office staffs and blue-collar workers they employ.Marriage doesn't make us as happy as we think. Although married people are happier than single ones, the effect of marriage on personal happiness is actually quite small; for example, in 16 countries, 25% of married people and 21% of singles described themselves as "very happy." Happy people accrue more money. One example of such a "happiness benefit" is that those who are happy as college freshmen have higher salaries 16 years later (when they are in their mid-30s) without an initial wealth advantage. Happy people find (good) marriage partners. Another example of such a "happiness benefit" is that women who express sincere joy in their college yearbook photos are relatively more likely to be married by age 27 and more likely to have satisfying marriages at age 52.
How Happy Are You and Why?
Money brings problems to the very rich. In a study of 792 well-off adults, more than half reported that wealth didn't bring them more happiness, and a third of those with assets greater than $10 million said that money bought more problems than it solved. Happy people think they're better looking than they are. Happier people rate themselves as more attractive than do their less happy peers, but objective judges cannot tell the difference. Happiness effects of marriage wear off in 2 years. In a landmark study, 25,000 residents of West Germany and East Germany, including citizens, immigrants, and foreigners, were surveyed every year for 15 years. Over the course of the study, 1,761 individuals got married and stayed married. The results showed that marriage led to only a 2-year boost in happiness.
Our happiness peaks at age 65. A 22-year study of about 2,000 healthy veterans of World War II and the Korean War revealed that life satisfaction increased over the course of these men's lives, peaked at age 65, and didn't start significantly declining until age 75.
Practicing Gratitude and Positive Thinking
In the days after 9/11, gratitude and sympathy were the most common emotions. In the days immediately after September 11, 2001, gratitude was found to be the second most commonly experienced emotion (after sympathy). Overthinking (i.e., rumination) ushers in a host of adverse consequences: It sustains or worsens sadness, fosters negatively-biased thinking, impairs a person's ability to solve problems, saps motivation, and interferes with concentration and initiative. Happy people care less about others' successes. Happy people are less affected by unfavorable social comparisons (e.g., observing a peer who is worse off) than unhappy ones.
Investing in Social Connections
Satisfied and stable couples are relatively more likely to idealize each other. The key to a happy marriage is to respond appropriately to our partner's successes. What distinguishes good and poor relationships is not how the partners respond to each other's disappointments and reversals but how they respond to good news. Hugs make people happier. Students at Penn State who were instructed to give or receive a minimum of five hugs per day over the course of four weeks and to record the details became much happier. Students who merely recorded their reading activity showed no changes.
Living in the Present
Reminiscing benefits older people. The more time older adults spend reminiscing, the more positive affect and higher morale they report. The practice of repetitively replaying your happiest life events serves to prolong and reinforce positive emotions and make you happier, whereas systematically analyzing your happiest life events has the reverse effect. People high in mindfulness - that is, those who are prone to be mindfully attentive to the here and now and keenly aware of their surroundings - are models of flourishing and positive mental health. Studies have shown that nostalgic experiences spawn positive feelings, reinforce our sense of being loved and protected, and even boost our self-esteem.
Taking Care of Your Body and Your Soul
Religious people are happier, healthier, and cope better with trauma. Exercise lifts depression just as well as medication. Four months of aerobic exercise has been found to be just as effective at treating depression as four months of Zoloft, or as a combination of exercise and Zoloft. Half of us feel worse, not better, when we exercise. In one study, participants were asked to cycle at 60% of their maximum heart rate. Over the course of 30 minutes, half the participants reported feeling progressively better, and half claimed to feel progressively worse. Botox lifts hard-core depression. Ten clinically depressed women whose depressions had not responded to treatment by either drugs or psychotherapy were administered Botox to their frown lines. Two months later, 9 out of the 10 participants were no longer depressed, and the tenth had much improved.
The Hows Behind Sustainable Happiness
Friends triple our chances for keeping weight off. Participants undertook a 4-month-long weight loss program involving diet, exercise, and behavioral changes. Of those who embarked on the program alone, 76% completed it and 24% maintained their weight losses in full for an entire 6 months. In contrast, of those who engaged in the weight loss program with three acquaintances, friends, or family members, 95% completed it and 66% maintained their weight losses in full. It's maladaptive to be too happy. Contrary to popular belief, most people who repeatedly try to kick habits are successful. Schachter found a 63% success rate for self-cure of smoking and obesity, and Klem et al. found that 43% of people who had kept off 30 pounds for at least 5 years reported that maintaining the weight was easier than losing it.
Dr. Sonja Lyubomirsky
Is It Possible to Become Happier?
Different cultures have different beliefs about the importance of happiness. People in some cultures, like Russia, are less likely to believe that happiness is a reasonable, desirable, or attainable goal to pursue.Most of us aren't flourishing. Nationally representative samples of U.S. adults indicate that slightly more than half of us (54%) are "moderately mentally healthy yet not flourishing - that is, we lack great enthusiasm for life and are not actively and productively engaged with the world.Studies show that 50% of individual differences in happiness are determined by genes, 10% by life circumstances, and 40% by our intentional activities.Rich people aren't as happy as we'd expect. The richest Americans, those earning more than 10 million dollars annually, report levels of personal happiness only slightly greater than the office staffs and blue-collar workers they employ.Marriage doesn't make us as happy as we think. Although married people are happier than single ones, the effect of marriage on personal happiness is actually quite small; for example, in 16 countries, 25% of married people and 21% of singles described themselves as "very happy." Happy people accrue more money. One example of such a "happiness benefit" is that those who are happy as college freshmen have higher salaries 16 years later (when they are in their mid-30s) without an initial wealth advantage. Happy people find (good) marriage partners. Another example of such a "happiness benefit" is that women who express sincere joy in their college yearbook photos are relatively more likely to be married by age 27 and more likely to have satisfying marriages at age 52.
How Happy Are You and Why?
Money brings problems to the very rich. In a study of 792 well-off adults, more than half reported that wealth didn't bring them more happiness, and a third of those with assets greater than $10 million said that money bought more problems than it solved. Happy people think they're better looking than they are. Happier people rate themselves as more attractive than do their less happy peers, but objective judges cannot tell the difference. Happiness effects of marriage wear off in 2 years. In a landmark study, 25,000 residents of West Germany and East Germany, including citizens, immigrants, and foreigners, were surveyed every year for 15 years. Over the course of the study, 1,761 individuals got married and stayed married. The results showed that marriage led to only a 2-year boost in happiness.
Our happiness peaks at age 65. A 22-year study of about 2,000 healthy veterans of World War II and the Korean War revealed that life satisfaction increased over the course of these men's lives, peaked at age 65, and didn't start significantly declining until age 75.
Practicing Gratitude and Positive Thinking
In the days after 9/11, gratitude and sympathy were the most common emotions. In the days immediately after September 11, 2001, gratitude was found to be the second most commonly experienced emotion (after sympathy). Overthinking (i.e., rumination) ushers in a host of adverse consequences: It sustains or worsens sadness, fosters negatively-biased thinking, impairs a person's ability to solve problems, saps motivation, and interferes with concentration and initiative. Happy people care less about others' successes. Happy people are less affected by unfavorable social comparisons (e.g., observing a peer who is worse off) than unhappy ones.
Investing in Social Connections
Satisfied and stable couples are relatively more likely to idealize each other. The key to a happy marriage is to respond appropriately to our partner's successes. What distinguishes good and poor relationships is not how the partners respond to each other's disappointments and reversals but how they respond to good news. Hugs make people happier. Students at Penn State who were instructed to give or receive a minimum of five hugs per day over the course of four weeks and to record the details became much happier. Students who merely recorded their reading activity showed no changes.
Living in the Present
Reminiscing benefits older people. The more time older adults spend reminiscing, the more positive affect and higher morale they report. The practice of repetitively replaying your happiest life events serves to prolong and reinforce positive emotions and make you happier, whereas systematically analyzing your happiest life events has the reverse effect. People high in mindfulness - that is, those who are prone to be mindfully attentive to the here and now and keenly aware of their surroundings - are models of flourishing and positive mental health. Studies have shown that nostalgic experiences spawn positive feelings, reinforce our sense of being loved and protected, and even boost our self-esteem.
Taking Care of Your Body and Your Soul
Religious people are happier, healthier, and cope better with trauma. Exercise lifts depression just as well as medication. Four months of aerobic exercise has been found to be just as effective at treating depression as four months of Zoloft, or as a combination of exercise and Zoloft. Half of us feel worse, not better, when we exercise. In one study, participants were asked to cycle at 60% of their maximum heart rate. Over the course of 30 minutes, half the participants reported feeling progressively better, and half claimed to feel progressively worse. Botox lifts hard-core depression. Ten clinically depressed women whose depressions had not responded to treatment by either drugs or psychotherapy were administered Botox to their frown lines. Two months later, 9 out of the 10 participants were no longer depressed, and the tenth had much improved.
The Hows Behind Sustainable Happiness
Friends triple our chances for keeping weight off. Participants undertook a 4-month-long weight loss program involving diet, exercise, and behavioral changes. Of those who embarked on the program alone, 76% completed it and 24% maintained their weight losses in full for an entire 6 months. In contrast, of those who engaged in the weight loss program with three acquaintances, friends, or family members, 95% completed it and 66% maintained their weight losses in full. It's maladaptive to be too happy. Contrary to popular belief, most people who repeatedly try to kick habits are successful. Schachter found a 63% success rate for self-cure of smoking and obesity, and Klem et al. found that 43% of people who had kept off 30 pounds for at least 5 years reported that maintaining the weight was easier than losing it.
Subscribe to:
Comments (Atom)