Tuesday, November 11, 2008

Hari Pahlawan di Surabaya


10 Nopember, Tanggal yang sangat berarti bagi Arek Suroboyo. Dia adalah simbol yang melekat dalam kebanggaannya. Aku pribadi, adalah salah satu yang merasakan hal itu, ditambah lagi memang sampai sekarang ini keturunan Suroboyo masih melekat dalam Genetik keluarga sampai anak-anak ku. Mulai Eyang Canggah, Eyang Buyut, Kakek Nenek, Bapak Ibu, Istri ku pun adalah orang yang lahir di Suroboyo ( ini kebanggaan ku pribadi aja loh,,, boleh beda kok). Memang sejak aku sudah mengenal keluyuran (20's) dari rumah teman ke teman lainnya dikampoeng-2 di Surabaya saat itu, bila berbincang dengan orang tua atau kakek-2 nya terutama (bila masih hidup), bisa dipastikan bahwa bila diminta cerita tentang masa "muda" nya, maka yang meluncur masuk ditelinga ini adalah cerita-2 pertempuran yang menjadi kebanggaannya, seakan menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang BERANI MATI saat itu. Suatu saat, aku pernah diajak mampir kerumah teman "seliting - stambuk 60, bernama WIRNOTO yang asal tegal yang saat itu masih ikut dirumah mertua di daerah "Manukan" - Surabaya Barat, dimana mertuanya adalah orang kelahiran Surabaya, kala itu kita baru sama-2 turun dari berlayar dengan KRI.Teluk Langsa-501. Singkat kata, didalam perbincangan ngalor ngidul dengan Mertuanya teman ku itu, terselip cerita-cerita pertempuran melawan aggresi sekutu yang dimulai pendaratannya di Tanjung Perak. Dengan berapi api cerita semakin klop saat aku juga menceritakan peristiwa-2 itu juga dialami oleh keluargaku terutama "Pamanku Mistari" (Almarhum) yang pemberani. Ehh tahu-tahu cerita berhenti,, terus berlanjut menelusuri nama-nama yang pernah diingat saat itu terutama nama paman ku,, ehh, ndilala beliau juga kenal, dengan mengingat ciri-ciri, kelakuan, serta asal kampoeng Kedurus juga tahu, bahkan juga pernah diajak main ke kampoeng Kedurus (saat itu). Bahkan cerita-2 konyol saat bersama-sama "Mistari" pun diceritakan dengan dibarengi tawa yang terpingkal-pingkal. Saat itu aku bermaksud suatu saat akan aku pertemukan dua insan konyol, kocak dan pemberani ini..
Satu pertanyaan diakhir pertemuan itu diluncurkan oleh Bapak itu kepada ku, " bila kamu memang anak surabaya, apa sih yang disuguhkan bila ada pertemuan seperti ini (sesama arek suroboyo maksudnya) " ?
Dengan polos aku jawab "Jenewer" !! , langsung dia tertawa dan menepuk punggung ku,, "bener koen bener arek suroboyo asli".
Sebenarnya jawaban itu sih ngawur dan teringat kebiasaan Paman ku saat datang kerumah aja, yang langganan minta "Jenewer" yang walau tidak pernah dia habiskan. Setelah minum sedikit, namun minta dibarengi, terus bicara ngelantur, ketawa-ketawa mengingat cerita-2 konyol masa lalu... terus tidur pulas dikursi.
Ini adalah cerita sebagian kecil dari cerita-cerita hasil ngeluyur ku saat itu, saat usia ku 20 an. Selalu dan selalu ada kebanggaan dimana-mana, disetiap aku temui "orang sepuh" di kampoeng-2 di Surabaya.
Sekarang aku sudah 40 lebih, sudah jarang terdengar cerita-cerita semacam itu lagi bila kebetulan masuk kampoeng-2, bahkan cerita yang ku dengar dari BAPAK-2 jaman sekarang adalah soal keberhasilan anak-2nya disuatu perusahaan asing atau pegawai negeri dan sudah pernah dikirim sekolah ke Inggris, cerita kekayaan anaknya yang sudah didapat dari perusahaan Inggris, cerita soal cucunya yang usia 3 tahun sudah hafal beberapa kata-kata bahasa inggris.

,,,,, yach,, ini lah secuil cerita 10 Nopember yang dituturkan pada 20 tahun lalu dibanding 10 Nopember yang bisa kita dengar dijaman sekarang... terus apa bedanya ?, "sense of pride is belong to the winners" ; teruskan aja hidup ini, lakukan sesuatu yang bisa dibanggakan oleh anak cucu kita kelak..

No comments: