Friday, November 28, 2008

Gelombang Dampak Krisis Global

27/Nov telah diadakan meeting beberapa manager. Meeting dimaksudkan untuk mencari jalan keluar dalam rangka menghadapi gelombang dampak krisis global di perusahaan dimana aku bekerja. Diputuskan mulai 01/Des-2008, para operator sudah mulai dirumahkan, namun tetap dalam kondisi stand by /on call. Sesaat setelah meeting, dengan segera semua anak buahku aku kumpulkan diruanganku, aku beri penjelasan hasil meeting.
Rasa gundah, cemas, was-was, khawatir entah apalagi itu padanannya, berkecamuk dipikiran mereka, termasuk aku juga. "Bisa kah kita mendapatkan pekerjaan yang sepadan dengan yang kita dapat selama ini ? berapa lama kita harus bergelut dengan penantian nanti? Bagaimana kebutuhan rumah tangga kita, anak-2 kita nanti?"
Itulah kegundahan yang berkecamuk dipikiran kita saat ini. Aku berikan motivasi sambil aku selipi joke-joke. Mungkin salah satu joke yang aku lontarkan, "Biar kita nanti punya cerita untuk anak cucu kita, bahwa kita pernah sama-2 dirumahkan, trus hidup dalam kegundahan,, Bukankah hidup ini cuma "CERITA"?, Trus Titok (Exim Staff) menimpali "Hidup ini cerita ya pak" ? aku jawab : Ya,, i ya lah, coba bagaimana hidup kamu masa lalu, yang pernah nakal, pernah sangat senang, pernah sangat sedih, bukankah sekarang tinggal cerita ?
Ya,,,kawan, mari kita ukir cerita kita agar menjadi dongeng yang indah untuk anak cucu kita.

Monday, November 24, 2008

REUNI SMA (setelah hampir 1/4 abad)

Surabaya, 24 Nov-2008, 23 tahun berpisah, bukan waktu yang pendek untuk bisa ingat satu persatu teman sekolah yang lama tidak bertemu dan lama berpisah. Hari itu Minggu, 23 Nov 2008 kita berkumpul dengan niat yang menggebu, ingin bertemu teman-2 lama. Dalam sebuah acara yang dikemas dalam kesederhanaan dengan tema “Temu Kangen Alumni Angkatan-I SMAN-13 Surabaya” aku datangi disiang itu.
Aku bersama istriku datang setelah setengah jam acara dimulai, memasuki ruang pertemuan yang cukup ramai oleh teman-2 yang sudah datang duluan. Dengan memercingkan mata, sambil memeras ingatan, memandang wajah demi wajah, dan alhamdulillah didada mereka sudah tertempel nama, cukup membantu daya ingat yang sudah mulai tumpul ini.
Lega rasanya, setengah jam mata berkeliaran dan ingatan bekerja bagai roda pedati akhirnya aku sudah bisa mengingat semua teman-teman yang hadir.

Disana pertemuan didominasi pembicaraan mengenang masa 23 tahun yang lalu, saat kita bersama-sama menjadi siswa di SMAN-13 Surabaya, mulai dari cerita lucu, konyol, kocak bahkan cerita-2 yang mengharukan yang pernah kita alami bersama. Mengenang kenakalan terhadap guru, kenakalan terhadap sesama teman. Uch,,,, dalam suasana itu seakan kita kembali berseragam putih dan abu-2 dan berkumpul dikantin saat istirahat.

Acara dihadiri beberapa guru dan kepala sekolah, dengan diawali sambutan-sambutan yang nyaris kurang jelas terdengar karena berbaur suara-2 berisik teman-2 yang asyik berkangenan. Siapa,,itu, oh,, si A,,, wohw masih tampak muda ya,,,,,,dimana dia sekarang?, punya anak berapa?,,, si A dulukan pernah ngempesi roda motor pak “S” kan ?... Itulah sebagian kalimat-2 yang bermunculan disela-sela sambutan.

Hal yang sangat-sangat perlu diacungi jempol dalam acara ini, bahwa dalam pertemuan itu kita sepakat untuk kembali menghidupkan kebersamaan versi kedua. Memang kita telah lulus SMA tahun 1984/1985, tentunya kebersamaan versi kedua ini sangat berbeda dengan kebersamaan masa itu. Kita tidak lagi harus berbagi kue atau jajan seperti dulu atau pergi belajar ataupun pergi pertandingan olahraga lawan SMA lain bahkan main bareng seperti saat itu. Namun saat ini kita akan melakukan sesuatu yang mungkin lebih dari itu, dan tentunya ini butuh menyisihkan sedikit waktu ditengah keluarga demi kebersamaan ini, kita dituntut peduli terhadap sesama teman, peduli akan kelangsungan belajar mengajar di sekolah kita. Dan alhamdulilah, ternyata kita masih dibukakan hati kita oleh NYA untuk tetap menjaga “Silahturakhim”.
Hal-hal tehnis organisasi, kepengurusan, komunikasi dan lain-lain sudah disepakati dan tentunya akan ditindak lanjuti oleh teman-2 yang sudah ditunjuk dalam kepengurusan.

Kepedulian ini, aku katakan adalah bagian dari “Keberhasilan kita dalam hidup ini”, namun menyimak salah satu kalimat dalam sambutannya, Bapak Syaiful, mantan guru PSPB yang dulu terkenal “Nyeleneh” mengatakan bahwa : “Alhamdulillah 90% dari angkatan-I SMAN-13 Surabaya ini adalah orang berhasil. Astakhfirullah hal adzim, dalam hatiku bertanya kenapa harus cuma 90%, apakah itu yang dimaksud keberhasilan material ?
Kalaupun betul, sungguh tidak pernah terbayangkan bahwa bapak yang dulu dipercaya untuk menyampaikan ilmu kepada kita, ternyata masih diliputi pandangan yang kerdil dalam kehidupan ini. Ingin rasanya aku menjelaskan apa keberhasilan dalam hidup, saat itu.
Namun tak apalah mungkin bukan itu maksudnya atau memang kurang sempurna merangkai kata-kata sambutan saja.
Aku belum pernah mencuplik makna “berhasil dalam kehidupan ini” dari tokoh-tokoh religi, filosof ataupun tokoh sosial manapun, namun insyaallah ini muncul dari pikiranku yang malam ini aku bisa tuangkan dalam tulisan ini, dan insyaallah inipun aku juga tidak perlu merasa aku pertahankan bila ada suatu perbedaan dari apa yang ada dipikiran pembaca.

Keberhasilan dalam hidup, adalah aku ibaratkan suatu pohon atau tanaman. Apapun rasa buahnya, apapun bentuk bunganya, pohon atau tanaman yang mempunyai akar. Mereka menyerap sari makanan dari tanah, adalah bagai insan manusia menyerap ilmu walau memang kadang harus menyerap ditanah tandus dan berbatu namun dia wajib menyalurkan kepada batang, ranting dan daun. Dalam hal ini bagai insan manusia yang bisa menggunakan bekal ilmu yang sudah diserap. Selanjutnya tumbuhlah bunga ataupun buah. Bunga dan Buah dari suatu tanaman itulah “Keberhasilan”, namun perlu dingat tidak semua buah atau bunga dipandang nikmat oleh manusia karena rasa dan keindahannya. Namun sekali lagi itu adalah tetap “Buah dan Bunga” dari suatu proses hidup.

Jadi “Keberhasilan” menurut saya adalah bagai “Buah atau Bunga” apapun itu, yang relative hukumnya untuk dinikmati rasa dan keindahannya. Tidak bisa diukur bahwa buah selalu manis, bunga selalu yang berwarna merah atau jingga saja.
Buah atau bunga keberhasilan adalah mereka yang bisa memberikan rasa kenikmatan, keindahan dan kegunaan bagi mahluk lainnya apapun bentuk, rasa dan warnanya.

",,,,, jadi “Keberhasilan” tidak harus kaya bagai buah yang manis, bunga yang berwarna merah atau jingga ?!,,,,,,, ehmm bisa.
Dan bisa “Memberi” ,apakah itu “Keberhasilan dalam Kehidupan” ? Tentu !! namun yang bisa cuma orang tertentu !! Teman,,,marilah kita menjadi orang tertentu. Mari kita bagi apapun yang kita punya (materi, pikiran, tenaga, kepedulian) untuk sesama "

Kedepan “Ikatan Alumni SMAN-13 Surabaya” adalah diharapkan bagai kumpulan pohon dengan bermacam “Buah dan Bunga” yang bisa memberikan rasa dan keindahan untuk sesama.
Mari kita galang kepedulian untuk sesama,,, Insyaallah ALLAH SWT akan lebih menyayangi kita semua,,, Amin.

Tuesday, November 11, 2008

Hari Pahlawan di Surabaya


10 Nopember, Tanggal yang sangat berarti bagi Arek Suroboyo. Dia adalah simbol yang melekat dalam kebanggaannya. Aku pribadi, adalah salah satu yang merasakan hal itu, ditambah lagi memang sampai sekarang ini keturunan Suroboyo masih melekat dalam Genetik keluarga sampai anak-anak ku. Mulai Eyang Canggah, Eyang Buyut, Kakek Nenek, Bapak Ibu, Istri ku pun adalah orang yang lahir di Suroboyo ( ini kebanggaan ku pribadi aja loh,,, boleh beda kok). Memang sejak aku sudah mengenal keluyuran (20's) dari rumah teman ke teman lainnya dikampoeng-2 di Surabaya saat itu, bila berbincang dengan orang tua atau kakek-2 nya terutama (bila masih hidup), bisa dipastikan bahwa bila diminta cerita tentang masa "muda" nya, maka yang meluncur masuk ditelinga ini adalah cerita-2 pertempuran yang menjadi kebanggaannya, seakan menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang BERANI MATI saat itu. Suatu saat, aku pernah diajak mampir kerumah teman "seliting - stambuk 60, bernama WIRNOTO yang asal tegal yang saat itu masih ikut dirumah mertua di daerah "Manukan" - Surabaya Barat, dimana mertuanya adalah orang kelahiran Surabaya, kala itu kita baru sama-2 turun dari berlayar dengan KRI.Teluk Langsa-501. Singkat kata, didalam perbincangan ngalor ngidul dengan Mertuanya teman ku itu, terselip cerita-cerita pertempuran melawan aggresi sekutu yang dimulai pendaratannya di Tanjung Perak. Dengan berapi api cerita semakin klop saat aku juga menceritakan peristiwa-2 itu juga dialami oleh keluargaku terutama "Pamanku Mistari" (Almarhum) yang pemberani. Ehh tahu-tahu cerita berhenti,, terus berlanjut menelusuri nama-nama yang pernah diingat saat itu terutama nama paman ku,, ehh, ndilala beliau juga kenal, dengan mengingat ciri-ciri, kelakuan, serta asal kampoeng Kedurus juga tahu, bahkan juga pernah diajak main ke kampoeng Kedurus (saat itu). Bahkan cerita-2 konyol saat bersama-sama "Mistari" pun diceritakan dengan dibarengi tawa yang terpingkal-pingkal. Saat itu aku bermaksud suatu saat akan aku pertemukan dua insan konyol, kocak dan pemberani ini..
Satu pertanyaan diakhir pertemuan itu diluncurkan oleh Bapak itu kepada ku, " bila kamu memang anak surabaya, apa sih yang disuguhkan bila ada pertemuan seperti ini (sesama arek suroboyo maksudnya) " ?
Dengan polos aku jawab "Jenewer" !! , langsung dia tertawa dan menepuk punggung ku,, "bener koen bener arek suroboyo asli".
Sebenarnya jawaban itu sih ngawur dan teringat kebiasaan Paman ku saat datang kerumah aja, yang langganan minta "Jenewer" yang walau tidak pernah dia habiskan. Setelah minum sedikit, namun minta dibarengi, terus bicara ngelantur, ketawa-ketawa mengingat cerita-2 konyol masa lalu... terus tidur pulas dikursi.
Ini adalah cerita sebagian kecil dari cerita-cerita hasil ngeluyur ku saat itu, saat usia ku 20 an. Selalu dan selalu ada kebanggaan dimana-mana, disetiap aku temui "orang sepuh" di kampoeng-2 di Surabaya.
Sekarang aku sudah 40 lebih, sudah jarang terdengar cerita-cerita semacam itu lagi bila kebetulan masuk kampoeng-2, bahkan cerita yang ku dengar dari BAPAK-2 jaman sekarang adalah soal keberhasilan anak-2nya disuatu perusahaan asing atau pegawai negeri dan sudah pernah dikirim sekolah ke Inggris, cerita kekayaan anaknya yang sudah didapat dari perusahaan Inggris, cerita soal cucunya yang usia 3 tahun sudah hafal beberapa kata-kata bahasa inggris.

,,,,, yach,, ini lah secuil cerita 10 Nopember yang dituturkan pada 20 tahun lalu dibanding 10 Nopember yang bisa kita dengar dijaman sekarang... terus apa bedanya ?, "sense of pride is belong to the winners" ; teruskan aja hidup ini, lakukan sesuatu yang bisa dibanggakan oleh anak cucu kita kelak..